Video ulasan buku "The Learning Game" karya Ana Lorena Fabrega, seorang mantan guru dan edu-preneur sukses, membahas kritik terhadap sistem edukasi tradisional dan menawarkan cara untuk mengubah fokus dari "cara bersekolah" menjadi "cara belajar" yang lebih efektif. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi kehidupan sesungguhnya. Ulasan ini menyoroti bahwa sistem sekolah saat ini sering membuat murid terlalu terpaku mengejar nilai dibandingkan proses belajar itu sendiri. Penulis berpendapat bahwa murid yang baik seringkali didefinisikan sebagai murid yang patuh, penurut, dan memiliki nilai bagus, padahal seharusnya mereka didorong untuk berpikir kritis, mengeksplorasi ide baru, mengembangkan rasa penasaran, dan bertanya tanpa harus takut dimarahi guru atau mendapat nilai jelek.
Buku tersebut mengidentifikasi beberapa elemen dalam sistem pembelajaran yang dianggap berbahaya dan dapat merusak kecintaan anak terhadap proses belajar. Salah satunya adalah pelajaran tanpa konteks, di mana anak-anak dijejali materi yang membuat mereka mempertanyakan relevansi ilmu tersebut dengan kehidupan sehari-hari, sehingga mereka menganggap ilmu itu tidak berguna. Selain itu, sistem ranking dinilai menciptakan kesan bahwa nilai adalah status yang harus dikejar, yang pada akhirnya mengkategorikan murid menjadi "pintar" dan "bodoh," padahal setiap anak memiliki talenta dan cara belajar yang berbeda-beda. Problema lain muncul dari sistem ujian dan penilaian, yang membuat proses belajar bersifat jangka pendek dan didorong oleh faktor eksternal (obligasi menyelesaikan ujian), alih-alih motivasi intrinsik, sehingga ilmu yang didapat cenderung menguap setelah ujian selesai.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, buku ini menawarkan wawasan penting tentang peran kegagalan dan otonomi anak. Di sekolah, kegagalan seringkali dianggap negatif dan harus dihindari, padahal dalam dunia kerja dan kehidupan nyata, kegagalan adalah proses yang harus dilalui untuk bisa belajar. Penulis menyarankan agar anak diajarkan untuk berani gagal, mencoba berbagai hal, dan sadar kapan waktunya berhenti (quit) dan move on. Membiarkan anak gagal dan berhenti dalam konteks yang tepat akan menumbuhkan eksperimentasi dan eksplorasi, yang menghasilkan individu dewasa yang percaya diri. Selain itu, penting juga untuk membiarkan anak memimpin proses belajar mereka. Orang dewasa dapat memotivasi anak dengan memberikan opsi yang bisa mereka pilih, melibatkan mereka dalam pembuatan keputusan, dan membiarkan mereka bertanya "kenapa" untuk terus mengembangkan pemikiran kritis, bahkan ketika mempertanyakan status quo atau pihak berwenang.
Kesimpulannya, buku ini mengajarkan pentingnya mengalihkan fokus dari hasil akhir ke etos kerja, rasa ingin tahu, dan kegigihan. Respons orang dewasa terhadap usaha anak juga krusial; masukan harus spesifik dan membangun, dan apresiasi dapat ditunjukkan dengan bertanya tentang usaha atau proses mereka. Inti dari buku ini adalah pentingnya membangun motivasi intrinsik dalam proses belajar. Oleh karena itu, buku "The Learning Game" dianggap sangat berguna untuk membuka pandangan terhadap dunia pendidikan, dan dapat menjadi panduan bagi orang tua, guru, akademisi, atau siapapun yang tertarik untuk memperbaiki dan menyukai proses belajar itu sendiri.
No comments:
Post a Comment